PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA SEKOLAH DASAR (SD)

1.       Pendahuluan
Pengembangan media untuk membantu pembelajaran adalah menjadi perhatian subjek penelitian, menjadi hal menarik untuk public dan pemerintahan. Ada lima sudut pandang yang menjadikan media berpengaruh pada pembelajaran secara optimal, yaitu : media sebagai teknologi, atau mesin, sebagai tutor atau guru, sebagai agen sosialisasi, sebagai pemotivasi pembelajaran dan media sebagai alat mental untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Media sebagai teknologi menurut Clark 1983 (Abdulhak Ishak dan Darmawan Deni , 2013 : 91) menyatakan bahwa “media sebagai teknologi dan mesin adalah alat yang dapat menyampaikan pembelajaran, tetapi tidak punya pengaruh terhadap kemampuan siswa selama tidak menyentuh isi dan konteks pembelajaran tersebut”.Berbagai alat pembelajaran tentulah memberi dukungan terhadap proses belajar dalam kadar yang berbeda. Kozma dalam Davis dkk (1997 : 17) mengidentifikasika fitur-fitur khusus dari system-sistem TI yang tampak penting sehubungan dengan proses belajar, yaitu berkenaan dengan :
a.       Kecepatan dalam pemrosesannya
b.      Cara penentuan prosedur informasi (penggunaan simbol dalam kaitan dengan aturan spesifik dalam pengoperasinnya)
c.       Kapabilitasnya dalam transformasi (misalnya dalam mengubah dari fitur teks ke fitur suara)
d.      Cara peranti TI membantu pemakai pemula membangun dan memperbaiki model-model mental mereka sehingga tampak lebih menyerupai para ahli.
Ruang kelas bukanlah lingkungan yang ideal bagi pembelajaran. Dalam ruang-ruang kelas para guru dan siswa mengalami kesukaran dalam melakukan tugas-tugas pembelajaran. Para guru selalu mengalami keterbatasan dalam penyediaan sumber-sumber belajar : keterbatasan ruang, buku-buku peralatan dan terbatas dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajar bagi sejumlah besar siswa. Menurut  laporan Jakcson dalam davis dkk (1997) bahwa seorang guru setiap hari melakukan 1000 kali pergantian peran percakapan interpersonal (interpersonal interchanges).
Guna memungkinkan diperolehnya pembelajaran yang berkualitas, Teknologi Informasi perlu digunakan untuk mendukung siswa mengerjakan tugas-tugas kognitif yang dibutuhkan. Penggunaan TI secara efektif, seperti halnya penggunaan peralatan lain, perlu dikuasai. Sama halnya pula, tanpa adanya fasilitas pemakaian perangkat lunak maka mustahil dapat menggunakan komputer secara efektif . komputer adalah peralatan yang kompleks.
Ruang kelas dapat didesain menjadi lebih efektif dan sesuai bagi pembelajran yang berkualitas. Terdapat evidens bahwa perangkat TI dapat mengubah  dinamika sosial ruang kelas. Pemakaian TI mengubah rutinitas ruang kelas, mendorong kerja kelompok atau berpasangan, dengan memobilisasi siswa ke ruang computer pada bagian waktu belajar, alat yang dapat menyingkirkan sebagian dari keterbatasan ruang kelas dalam menyajikan tugas-tugas belajar yang bersifat kognitif. Tak hanya itu, melalui TI  sebagai media pembelajaran dimungkinkan siswa dapat mengontrol sendiri tahap dan kecepatan belajarnya sendiri, dan kemungkinan juga guru terbebas dari mengoroganisasikan tugas yang tidak menarik bagi siswa, dapat membawa perubahan radikal terhadap struktur system pendidikan.
Somekh dan Davis (1997 : 97) mengatakan bahwa guru memegang peran penting dalam pembelajaran di sekolah.  Guru merupakan fasilitator dan manager proses pembelajaran. Karena itu penggunaan TI sebagai alat pembelajaran bergantung pada perkembangan profesi pengajaran tersebut. Dalam praktik pendidikan di lapangan para guru dapat menggunakan perangkat lunak yang sejalan dengn filosofis pendidikan yang dianutnya dan yang paling menarik minat para siswa. Jadi, guru hendaknya tidak secara otomatis mengadopsi pandangan khusus para pendesain perangkat lunak yang disukai mengenai pendidikan. Dengan meningkatnya penggunaan TI di lingkungan sekolah dan dalam masyarakat lebih luas, merupakan kebutuhan untuk mempertimbangkan kembali jauh dan lebih mengenai peran guru selain peran yang pada umumnya sudah dikenal. Diperlukan pemikiran kembali secara fundamental dan terus-menerus mengenai apa yang  diajarkan, bagaimana mengajarkannya, dan mengapa demikian. (Scrimshaw, 1997 : 101-112)
Perkembangan media dengan menggunakan TI cukup memberikan dampak terhadap pola pembelajaran, proses pembelajaran, dan pengembangan model pembelajaran. Perkembangan TI ini telah melahirkan generasi teknologi informasi yang lebih praktis dan mampu menembus ruang dan waktu serta keterbatasan khalayak sasaran pembelajaran. Kondisi ini tidak terlepas dari adanya pengaruh konsep teknologi informasi  dan komunikasi , sebagaimana hal tersebut relevan dengan hasil analisis sumber belajar  dalam kawasan lingkungan, bahan, alat, pesan, ide, orang, dan prosedur. Dengan demikian perkembangan TI dewasa ni mampu memberikan dampak dalam variasi dan inovasi proses pembelajaran.
2.       Pengertian Teknologi
Menurut Salisbusy (1996) teknologi adalah systemtic application of scientific or other organized knoelegde to practical task.” (Aplikasi sistematik sain atau pengetahuan lain dalam tugas praktikal). Dengan kata lain teknologi adalah bila kita mengembangkan suatu produk, kedisiplinan, prosedur-prosedur, alat-alat dan teknik-teknik yang disatukan utnuk membuat suatu inovasi. Menurut Habibie (1991) teknologi agar dapat menghasilkan nilai tambah harus memenuhi tiga kriteria yaitu.
·         Mempunyai landasan teori untuk pengembangannya.
·         Mengandung cara khusus.
·         Dapat digunakan untuk mengatasi problem konkrit.
Semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan manusia untuk sesuatu tujuan tertentu dan yang pada dasarnya adalah mempermudah manusia dan memperingan usahanya, meningkatkan hasil dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan estetika.
Berikut pengertian teknologi menurut para ahli , diantaranya :
a.       Menurut Rogers (1983, 12) teknologi merupakan suatu rancangan langkah instrumental untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab akibat dalam mencapai hasil yang diharapkan, dan dikatakan juga bahwa teknologi  umumnya mempunyai dua komponen yaitu aspek perangkat keras yang berupa peralatan, dan aspek perangkat lunak yang berupa informasi.
b.      Galbraith (1967 :24) teknologi adalah penerapan sistematis dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke tugas-tugas praktis.
c.       Lumsdaine (1964) dalam Romiszoswki (1981: 12) penggunaan istilah teknologi pada pendidikan memiliki keterkaitan dengan konsep produk dan proses.Konsep produk berkaitan dengan perangkat keras atau hasil-hasil produksi.
d.      Surya (2016 : 168) teknologi dapat diartika sebagai suatu alat atau system yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan.
Berdasarkan tahapannya teknologi dibedakan menjadi tiga yaitu tahapan teknologi sederhana digunakan papan tulis, bagan, objek nyata, dan model-model sederhana; tahapan teknologi menengah digunakan OHP, slide, film proyeksi, peralatan elektronik yang sederhana untuk pengajaran, dan peralatan proyeksi (LCD); dan tahapan teknologi yang tinggi berkaitan dengan penggunaan paket-paket yang kompleks seperti belajar jarak jauh dengan menggunakan media radio, televise, modul, computer assited instruction, serta pengajaran atau simulasi yang kompleks dan system informasi dial-accses melalui telepon, dan lain sebagainya.
Pada era abad ke-21 masa kini teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang pesat sehingga lebih canggih dan  mampu memberikan dukungan pemecahan masalah secara lebih efektif dan efisien dalam berbagai lingkungan kehidupan termasuk dunia pendidikan dan pembelajaran. Para pendidik merujuk teknologi dalam bentuk perangkat elektronik seperti komputer , laptop, infocus, proyektor, DVD player, dsb; jaringan komunikasi yang menghubungkan perangkat tersebut seperti jaringan tanpa kabel, TV kabel, internet, dsb; dan perangkat yang terkait seperti word processing (pemroses kata), program presentasi, simulasi, games, web browser, dsb.
Dalam perkembangan masa kini, teknologi merupakan perangkat yang sebaguna dan memberikan jaminan untuk optimis dalam perkembangan ke depan. Dengan ragam teknologi yang berkembang dalam berbagai kehidupan dewasa ini, siswa dan pendidik di sekolah dapat mengakses berbagai sumber belajar memalui teknologi informasi dan komunikasi seperti e-mail, internet, VCD, siaran TV, dsb. Penerapan teknologi dalam pembelajaran menuntut kualitas pendidik yang terampil, memahami konsep kognitif, dan prinsip motivasional, penguasaan perangkat teknologi, dan untuk selanjutnya mampu menerapkannya dalam pengajaran dan pembelajaran.
Berbagai kebutuhan dalam pembelajaran dapat diperoleh dengan menggunakan teknologi seperti mencari dan menerima informasi, mengakses informasi, menata dan menyajikan informasi, dengan menggunkan berbagai perangkat lunak seperti power point, forefox, internet explorer, google, dsb; memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan cara-cara baru dengan menggunakan simulasi lingkungan dan alat-alat visualisasi untuk mengkreasikan da memvisuaikan sesuatu, berpartisipasi dalam lingkungan pembelajaran yang otentik, menggunakan teknologi untuk komunikasi dan kolaborasi sesame sehingga dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan kelompok, memberikan peluang dalam mempraktikan keterampilan dan mendapatkan balikan dari hasilnya, dan memberikan bantuan khusus sehingga mereka dapat mengikuti memiliki kebutuhan khusus sehingga mereka dapat mengikuti kegiatan pembelajaran bersama siswa lainya.
Menggunakan teknologi secara efektif menuntut sejumlah kompetensi siswa dalam rentangan mulai dari pengetahuan bagaimana pengetahuan informasi untuk menguasai satu tuntutan pembelajaran, hingga tantangan menggunakan teknologi dalam proyek yang kompleks dan jangka panjang.
3.       Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan modernisasi pendidikan: (1) bagaimana kita belajar (how people learn); (2) apa yang kita pelajari (what people learn); dan (3) kapan dan dimana kita belajar (where and when people learn).
Bagaimana kita belajar, terkait dengan metode dan model pembelajaran yang terjadi melalui interaksi antara guru dengan siswa dalam pembelajaran. Terkait dengan ini, menurut Pannen (2005), saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student-centered learning atau instructor independent), sehingga guru tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan.
Secara umum, penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan yaitu penerapan pada kegiatan pembelajaran dan penerapan pada kegiatan administratif institusi. Lebih jauh mengenai peranannya, dijelaskan sebagai berikut:
a.      Penerapan di dalam kegiatan pembelajaran
Peranan teknologi komunikasi dalam pembelajaran ditandai dengan hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan dalam pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk seperti: audio/video, TV interaktif, CD ROM, intranet dan internet. Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: Komplementer, mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan teknologi informasi; Substitusi, sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan teknologi informasi.
Dalam kegiatan pembelajaran, penerapan teknologi komunikasi dapat terlihat dari bagaimana cara pendidik memberikan sebuah materi yang disampaikan kepada peserta didik. Peran sekolah sebagai institusi yang memfasilitasi sarana (teknologi komunikasi) dalam menunjang kegiatan pembelajaran, seperti komputer atau laptop, Internet atau jaringan wifi, LCD proyektor, TV, VCD, OHP/OHT, Tape recorder dan sebagainya. Dari fasilitas-fasilitas yang ada tersebut dapat dimanfaatkan pendidik untuk mengakomodasi teknik pembelajaran yang akan digunakan.
Paradigma dari perkembangan teknologi komunikasi yang ada mengakibatkan model belajar konvensinal sedikit demi sedikit berubah. Untuk itu tuntutan bagi pendidik agar bisa mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang ada. Sehingga diharapkan kegiatan belajar berjalan efektif karena ditunjang dengan kemapuan dari pendidik dalam memanfaatkan teknologi yang ada.
Beberapa contoh penerapan teknologi komunikasi dalam kegiatan pembelajaran adalah:
1)      Penggunaan media pembelajaran oleh pendidik dalam penyampaian materi pelajaran seperti Power Point, Windows Journal, CD tutorial dan interaktif, Penggunaan OHT, tutor audio, dan sebagainya.
2)      Penggunaan internet atau jaringan wifi yang disediakan oleh sekolah sebagai sarana peserta didik untuk mencari referensi tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik.
3)      Penggunaan komputer sebagai sarana praktek terhadap materi-materitertentu yang memang membutuhkan fasiltas komputer seperti, materi TIKyang mengajarkan penggunaan aplikasi office, desain grafis, dan sebagainya.
b.  Penerapan di dalam kegiatan administratif institusi.
Dalam menjalankan seluruh kegiatan operasinalnya, sekolah banyakmemanfaatkan berbagai teknologi, khusunya yang berbasis teknologi komunikasi untuk mempermudah seluruh kegiatannya. Contoh penerapan teknologi komunikasi dalam kegiatan administratif adalah:
1)      Penggunaan komputer dalam sistem penilaian prestasi akademis peserta didik.
2)      Penggunaan komputer untuk pendataandatabase identitas seluruh wargasekolah baik peserta didik dan pendidik.
3)      Penggunaan internet sebagai akses aktualisasi identitas institusi pendidikan(website sekolah atau perguruan tinggi) dan monitoring penialaian secara online.
4)      Penggunaan perangkat audio (sound sistem, tape recorder) dan visual (LCD proyektor, TV) untuk kegiatan di luar pembelajaran seperti rapat, diklat, seminar, dan sebagainya.

4.       Fungsi Teknologi Komunikasi dalam Pembelajaran
Teknologi komunikasi memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
a.    Teknologi berfungsi sebagai alat (tools): Dalam hal ini, teknologi komunikasi digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat desain grafis, membuat database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya.
b.    Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa dalam meningkatkan kompetensinya.
c.     Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer dengan tetap menjadikan guru sebagai fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator dalam prinsip pembelajaran tuntas.
Dengan demikian, teknologi informasi dan komunikasi harus tetap ada dalam pendidikan dan terus dikembangkan dengan cara: (1) Meminimalisir kelemahan internal dengan mengadakan perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi informasi itu sendiri (radio, televisi, komputer), (2) Mengembangkan teknologi informasi menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Local Area Network, Metropolitan Area Network dan Wide Area Network), dan (3) Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi agar dapat berdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi informasi.
Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan teknologi informasi, yaitu (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8)mengurangi biaya operasional; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlomba berinvestasi dalam bidang teknologi informasi untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat.
5.       Faktor Pendukung Teknologi komunikasi Dalam Pendidikan
Teknologi komunikasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpercaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu: (1) Infrastruktur, (2)Sumber Daya Manusia, (3)Kebijakan, (4)Finansial, dan (5)Konten dan Aplikasi (Soekartawi,2003).
Dengan demikian, agar teknologi komunikasi dapat berkembang dengan pesat maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yakni: Pertama, dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di manapun dengan kecepatan yang mencukupi. Kedua, faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang. Keempat, faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari pihak-pihak penyedia dana seperti pemerintah, bank dan lembaga keuangan lain untuk membantu pengembangan teknologi komunikasi dalam pendidikan. Kelima, faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya.
E-learning yang merupakan salah satu produk teknologi informasi dalam pendidikan tentu juga memiliki faktor pendukung dalam terciptanya pendidikan yang bermutu, adapun faktor-faktor tersebut; Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang antara lain mencakup sistem pembiayaan dan arah pengembangan. Kedua, pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar, dan Keempat, penyediaan perangkat kerasnya (Soekartawi,2003).
6.       Masalah Penggunaan Teknologi Komunikasi dalam Pendidikan
Teknologi komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satu teknologi informasi dan komunikasi yang sangat canggih adalah internet. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubung dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Kehadiran teknologi komunikasi membawa banyak potensi manfaat bagi pendidikan, disamping itu kehadiran teknologi komunikasi juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet, penyebaran informasi yang sangat luas, cepat dan sulit terkendalikan telah membuka akses terhadap informasi yang tidak bermanfaat dan merusak moral bagi sebagian pengguna. Karena itu, penyiapan etika siswa juga perlu dilakukan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikas untuk menghadang berbagai informasi yang tidak bermanfaat.
Kehadiran teknologi komunikasi membawa pengaruh pemanfaatan dalam pembelajaran, namun penerapannya masih menjadi permasalahan serius bagi dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa permasalahan, yaitu: Ketersediaan layanan, Ketersediaan fasilitas penunjang, Pemanfaatan oleh pendidik, dan Pemanfaatan oleh peserta didik.
Dengan ketersediaan layanan teknologi komunikasi serta fasilitas penunjang yang memadai memungkinkan potensi untuk menyesuaikan cara belajar dan mendapatkan informasi. Pemanfatan teknologi komunikasi sebagai media pembelajaran oleh tenaga pengajar juga masih menjadi suatu hal yang perlu mendapat perhatian melalui peningkatan kompetensinya. Bahkan siswa juga perlu membekali dirinya untuk tetap memanfaatkan teknologi komunikasi untuk memperoleh berbagai informasi pengetahuan dan menggunakannya sesuai dengan kaidah-kaidah moralitas.
7.       Karakteristik Teknologi Komunikasi Dalam Pendidikan Formal
Teknologi komunikasi memiliki hubungan dengan berapa karakteristik teknologi komunikasi dalam pendidikan secara formal, antara lain :
a.       Bersifat formal, terkontrol serta terikat dalam aturan-aturan tertentu.
Teknologi komunikasi yang berada pada lingkup formal memiliki aturan-aturan yang dibuat oleh institusi pendidikan yang terkait. Sehinggapenggunaannya diatur agar sesuai dengan penggunaan yang normatif dan sesuai tujuan intitusi tersebut. Sehingga pemanfaatanya tidak bisa sama dan bebas dengan pemanfaatan teknologi komunikasi di luar lingkup formal tersebut.
Sebagai contoh penggunaan internet, peserta didik dapat menggunakaninternet hanya untuk tujuan-tujuan yang konstruktif seperti mencari informasi dari beberapa search engine, mailing, penggunaan situs jejaring sosial. Sehingga akses terhadap situs-situs yang sifatnya destruktif seperti situs-situs asusila yang ada dilakukan blocking sebagai tindakan preventif.
b.    Bersifat terbatas.
Teknologi komunikasi yang disediakan oleh suatu institusi pendidikantertentu tidak memungkinkan seseorang di luar institusi tersebut untuk bisa mengakses fasilitas yang ada. Sehingga yang memiliki privilege (keistimewaan) hanya orang-orang yang memang berada pada institusi tersebut. Batasan yang lain adalah terbatasnya waktu untuk mengakses teknologi tersebut.
Sebagai contoh adalah penggunaan jaringan wifi yang memang memiliki privilege untuk penggunaanya. Sehingga yang memungkinkan untuk mengakses fasilitas tersebut hanya orang-orang yang berada dalam lingkup institusi yang ada. Dan juga akses terhadap fasilitas yang ada juga memiliki batasan waktu. Sehingga tidak bisa secara terus menerus dalam sehari penuh dapat digunakan.
c.     Bersifat instruksional.
Fasilitas yang berkenaan dengan teknologi komunikasi yang tersedia dalam institusi formal yang ada diharapkan memiliki sifat konstruktif salah satunya dengan menjalankan fungsi instruksional dalam pemanfaatannya. Sehingga dalam pendidikan formal kehadiran teknologi komunikasi dapat memberikan “profit” dalam setiap kegiatan institusi. Sehingga teknologi tersebut memang memiliki daya guna dalam pengaplikasiannya.
8.       Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Teknologi Komunikasi Pendidikan Dalam Pendidikan Formal
Dalam proses penerapannya di lingkup pendidikan formal, teknologi komunikasi pendidikan memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun secara umum peran teknologi tersebut secara garis besar membawa kelebihan dalam aplikasinya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangannya:
Kelebihan
Kekurangan
Dalam kegiatan pembelajaran
a.       Proses pembelajaran yang disampaikan lebih variatif dan tidak monoton (penggunaan Power Point, CD tutorial dan interaktif).
b.      Penggunaan media dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing pengguna, baik pendidik dan peserta didik.
c.       Proses pembelajaran tidak semata-mata secara tekstual.
d.      Banyak menekankan kepada poin-poin dari setiap materi yang disampaikan (Penggunaan Power Point).
e.      Akses informasi dari luar semakin cepat didapat (penggunaan internet).
f.        Bagi peserta didik akses tersebut murah, tanpa biaya yang besar.
Dalam kegiatan administratif institusi
a.       Monitoring yang mudah terhadap kegiatan akademis dan nonakademis.
b.      Mempercepat dan mempermudah pengerjaan tugas dari masing-masing fungsi struktur institusi formal.
a.       Akses terbatas terhadap fasilitas yang ada, dalam hal ini waktu dan tempat.
b.      Penggunaanya terikat oleh aturan yang ada dalam institusi formal yang terkait.
c.       Beban biaya yang cukup besar dalam pengadaan, karena kebutuhannya secara masal

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi berkembang sangat cepat, kita harus bisa mengambil manfaatnya yang positif dari perkembangan tersebut, teknologi sekarang ini bukan hanya digunakan oleh kalangan dewasa saja tapi sudah ke anak-anak SD, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di tingkat Sekolah Dasar khususnya di daerah belum merata, banyak faktor tidak meratanya pemanfaatan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi ini mulai dari sarana prasarananya berupa perangkat Hardware atau perangkat komputernya, jaringan internet dan sumber daya manusia, pemanfaatan intenet di kalangan anak SD di daerah-daerah belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk menunjang belajar si anak.
Jika dilihat dari penguasaan pengoperasian perangkat komputer anak-anak SD sekarang sudah menguasainya, tetapi pengoprasiannya hanya sebatas untuk bermain game online atau media sosial saja, peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan di Sekolah Dasar sangat penting untuk menunjang baik bagi pendidik dalam proses pembelajaran maupun untuk peserta didik.
Bagi Pendidik TIK bisa dimanfaatkan untuk proses pembelajaran, pendidik bisa berkreasi, berinovasi dengan memanfaatkan TIK ini, contohnya dalam proses pembelajaran supaya peserta didik tidak jenuh, kita bisa membuat powerpoint dengan menambahkan animasi dalam powerpoint tersebut. Masih banyak pemanfaatan TIK ini bisa dimanfaatkan oleh pendidik, tetapi dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini sumber daya manusianya harus menguasai dan harus terus bisa mengikuti perkembangan teknologi tersebut.
Dalam menelisik masalah pengintegrasian atau penyatuan TIK (teknologi, informasi dan komunikasi) di Sekolah Dasar kita harus melihat beberapa peran yang dijalankan oleh pihak-pihak yang berkompeten di sekolah. Pertama peran sekolah sebagai institusi yang melahirkan kebijakan, kedua guru kelas sebagai aktor utama di lapangan dan yang terakhir guru komputer sebagai orang yang mengajar .
9.       Sekolah
Sebagai institusi sekolah mempunyai mekanisme yang berbeda-beda dalam proses pembelanjaan anggaran di setiap tahunnya. Banyak sekolah yang masih berpikir bahwa fasilitas yang terpenting dikembangkan hanya fasilitas fisik saja. Padahal jika sedikit demi sedikit anggaran dipergunakan untuk pembelanjaan infrastruktur TIK maka sebuah sekolah akan mempunyai arah yang jelas dalam pengembangan TIK. Terbukti banyak sekolah sudah mulai menampilkan fasilitas TIK sebagai nilai jual, terutama bagi sekolah swasta.
Berapapun anggaran yang telah dibelanjakan oleh pihak sekolah akan menjadi sia-sia apabila sekolah tidak melakukan;
a.       Menjelaskan kepada seluruh staff mengenai keterampilan apa yang harus dimiliki siswa dalam menghadap abad 21.
b.      Pelatihan yang berkelanjutan, serahkan pada pihak guru TIK sebagai orang yang akan melatih guru-guru yang lain
c.       Bentuk pelatihan yang bersifat TOT atau training of trainer.
d.      Dalam forum rapat atau evaluasi program, sempatkan adakan forum TIK . Sebuah ajang untk berbagi kisah sukses dalam penggunaan TIK.



10.   Guru kelas
Guru kelas sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan siswa mempunyai peran penting dalam pengintegrasian TIK. Guru kelas bisa menjadi contoh langsung atau role model bagi penggunaan perangkat TIK di sekolah. Banyak sekolah yang sudah memulai untuk melengkapi ruang kelas dengan satu komputer . Dengan memaksimal kan peran satu komputer di kelas, siswa akan merasakan manfaat yaitu bertambahnya sumber belajar. Inisiatif guru kelas untuk sering-sering berkonsultasi dengan guru TIK juga diperlukan. Dengan demikian guru TIK bisa membantu mewujudkan apa keinginan dari guru kelas dalam kaitannya dengan integrasi TIK. Guru kelas juga bisa memulai mengajarkan langkah-langkah dalam melakukan riset yang sederhana bagi siswa (metode big six). Banyak dari cabang dalam TIK yang memang membantu siswa dalam melakukan riset atau menampilkan hasil pembelajaran yang dilakukan siswa. Misalnya internet dan CD Rom yang bisa membantu mendapatkan informasi dalam waktu cepat. Apabila guru sudah membelajarkan siswa cara mencari informasi dan melakukan riset, siswa akan lebih efisien dan efektif dalam mencari informasi
Berikut ini contoh integrasi yang bisa guru kelas lakukan secara mandiri maupun dengan bantuan guru TIK di lab komputer maupun dengan komputer yang ada dikelas, kegiatannya antara lain;
a.       Membuat diagram
b.      Membuat rentang waktu (time line)
c.       Membuat grafik
d.      Membuat sajak atau naskah
e.      Membuat karya video
f.        Memproduksi rekaman suara seperti orang sedang melakukan siaran radio atau pendongeng
g.       Membuat karya puisi, cerita atau naskah pementasan
h.      Merancang booklet
i.         Merancang brosur atau atribut pelengkap kampanye lingkungan hidup misalnya.
j.        Membuat peta pikiran
k.       Membuat lukisan dengan computer
l.         Membuat komik
m.    Membat denah ruangan
n.      Memutar CD Rom
o.      Mencari informasi di internet
Internet merupakan salah satu jenis teknologi informasi yang banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat mulai dari siswa hingga orang tua sekalipun. Internet merupakan satu bentuk produk teknologi komunikasi yang berkembang pesat di pengujung 20 dan diambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka anatara guru dan siswa, baik di kelas maupun di luar kelas.
Dimasa-masa mendatang arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapa pun untuk beradaptasi dengan kecenderungan tersebut. Dengan kondisi demikian, maka pendidikan (khususnya proses belajar mengajar)cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan computer dan internet sebagai alat bantu utama. Pada buku “Rebooting : The Mind Starts at School” mengemukakan bahwa ruang kelas pada era millennium yang akan dating akan jauh berbeda dengan ruang kelas asaat ini yaitu dalam bentuk laboratorium computer yang disebut “cyber classroom” atau “ruang kelas maya” sebagi tempat anak-anak beraktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” atau pembelajaran interaktif melalui computer dan internet. Internet telah memungkinkan terjadinya individualisasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas, dan produktivitas pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara keselururhan. Melalui internet setiap anak akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya, sehingga memungkinkan anak dapat mengembangkan kreativitas dan kemandiriannya dalam belajar.
Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern pada abad ke-21 ini, kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Hal tersebut sangat diperlukan dikarenakan:
a.      Untuk memberikan peluang bagi individu mengaktualisasikan dirinya.
b.      Memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternative dalam pemecahan masalah.
c.       Dapat memberikan kepuasan hidup.
d.      Memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Daftar pustaka
Surya, mohamad. 2016. Strategi Kognitif dalam Pembelajaran. Bandung, Alfabeta.
Abdulhak, Ishak dan Darmawan, Deni. 2013. Teknologi Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEAM VIEWER ...PENOLONG MANUSIA !!!

Tahukah anda ,,,,SCANNER ?????

SKYPE ,,,,CARA MUDAH UNTUK BERKOMUNIKASI !!!